Seminar A Future of Digital Health: Mempersiapkan SIMRS beserta RME yang Handal untuk Mendukung Tenaga Profesional RS pada Peningkatan Pelayanan Pasien dan Kendali Biaya RS


Dalam upaya untuk mendukung transformasi digital di rumah sakit Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI) bekerja sama dengan AMD Indonesia menyelenggarakan seminar A Future of Digital Health, yang diadakan pada tanggal 18 Januari 2023 dengan tema “Mempersiapkan SIMRS beserta RME yang Handal untuk Mendukung Tenaga Profesional RS pada Peningkatan Pelayanan Pasien dan Kendali Biaya RS”. Bertempat di Akmani Hotel Jakarta, berbagai pakar dan praktisi dalam transformasi digital rumah sakit, seperti dr. Martina Yulianti, Sp.PD, FINASIM, MARS sebagai Direktur RSUD Parikesit, San Emirza selaku Co-founder dan Commisioner Kesia, dan Rezha Cesanda Sinulingga selaku Business Development Manager AMD Indonesia. 



Pada seminar tersebut, dr. Bambang Wibowo, Sp.OG(K), MARS, sebagai Ketua Umum PERSI mengingatkan kembali rumah sakit bahwa kebutuhan dari harapan dari masyarakat terhadap rumah sakit kian berubah pada era industri 4.0. Pada zaman ini, masyarakat bukan hanya membutuhkan pelayanan medis yang berkualitas, tetapi juga informasi yang mudah untuk diakses. Bukan hanya itu, perkembangan teknologi kedokteran, seperti dalam bidang kecerdasan buatan dan kedokteran presisi juga semakin diminati. Perubahan ini kiat mendorong transformasi digital di rumah sakit agar dapat memenuhi kebutuhan masyarakat. Salah satu tahapan awal dalam proses transformasi ini adalah implementasi rekam medis elektronik di rumah sakit, seperti yang dianjutkan oleh Permenkes no.24 tahun 2022.


Akan tetapi, kebutuhan untuk transformasi digital rumah sakit ini juga memiliki berbagai tantangan, dan membutuhkan perubahan dari berbagai rumah sakit. Hal ini terlihat dari Survey Cepat PERSI pada tahun 2022 yang memperlihatkan hanya 16% rumah sakit yang telah mengimplementasikan rekam medis elektronik. Sebagian besar rumah sakit belum mengimplementasikan rekam medis elektronik, atau hanya mengimplementasikan sistem yang parsial atau belum terintegrasi dengan sistem lain di rumah sakit.


Dalam kesempatan tersebut, Direktur RSUD Parikesit, dr. Martina Yulianti, Sp.PD, FINASIM, MARS membagikan pengalaman tentang proses transformasi digital di Rumah Sakit Parikesit. Rumah sakit yang telah mendapatkan Predikat Unit Kerja Menuju Wilayah Bebas Korupsi (WBK) pada tahun 2016 tersebut menikmati berbagai manfaat dari proses transformasi digital di rumah sakit, seperti penurunan waktu tunggu pasien, peningkatan kualitas pelayanan, dan penurunan biaya operasional. “Tentu biaya cetak lembar kan medis yang mahal di rumah sakit seperti kami. Kami setiap tahun akan membelanjakan pengadaan untuk cetak itu sekitar Rp 1 miliar.” Sejak memberlakukan rekam medis elektronik, biaya untuk pengadaan rekam medis mampu dikurangi setiap tahunnya. Bukan hanya itu, RSUD Parikesit juga mampu menghemat biaya penyimpanan berkas rekam medik, yang umumnya juga membutuhkan ruangan yang cukup besar.


Manfaat dari rekam medis ini juga dijabarkan lebih lanjut oleh San Emirza, Co-founder dan Commisioner dari Kesia. Penerapan rekam medis elektronik mampu meningkatkan luaran klinis pasien, meningkatkan efisiensi operasional, meningatkan tatakelola rumah sakit, dan memungkinkan interoperabilitas antar departemen di rumah sakit. Dengan memberlakukan rekam medis elektronik, rumah sakit akan mampu meningkatkan kepuasan pasien, dan juga membuat keputusan yang cepat dan tepat berdasarkan data yang dicatat secara digital.


Dalam mengimplementasikan sistem rekam medis elektronik yang baik, ada berbagai pilihan teknologi yang perlu dipertimbangkan agar rumah sakit mampu membangun sistem yang andal. Menurut Rezha Cesanda Sinulingga sebagai Business Development Manager AMD Indonesia, prosesor dan server yang andal juga sangat penting untuk dipertimbangkan. Dalam hal ini, AMD merupakan salah satu penyedia produk prosesor dan server yang efektif dan dapat dipercaya dari aspek keamanan dan biaya.



Seminar ini memberikan ruangan diskusi mengenai manfaat, tantangan serta solusi dari proses transformasi rumah sakit, salah satunyan dengan implementasi rekam medis elektronik. Seperti yang disebut dr. Bambang Wibowo, Sp.OG(K), MARS, diperlukan kolaborasi dan kerjasama dari berbagai sektor, baik dari ahli teknologi informasi, klinisi, dan manajemen rumah sakit untuk dapat memberikan solusi terhadap tantangan tersebut. (RHM – persi.or.id)


in News
Para Srikandi di Bidang Teknologi Kesehatan Ngumpul di IDMS 2022, Bahas Apa?
Keterlibatan perempuan di bidang teknologi kesehatan semakin besar. Tidak sedikit perempuan yang menjadi CEO dan Founder perusahaan teknologi kesehatan dengan segudang inovasi demi kesehatan masyarakat.